Khutbah Idul Fitri: Islam Adalah Agama Perdamaian

1 Syawal 1446 H / 31 Maret 2025

Oleh: AHMAD MULKI SOBRI

TERBITHARIAN.COM – Islam Adalah Agama Perdamaian

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُه.

(اَللّٰهُ أَكْبَرُ ×3) (اللّٰهُ أَكْبَرُ ×3) (اللّٰهُ أَكْبَرُ ×3) اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَاإِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْعِيْدَ مِنْ أَعْظَمِ الْأَيَّامِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْأَنَامِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ إِلٰى يَوْمِ الزِّحَامِ .

أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ، اِتَّقُوْا اللّٰهَ وَرَاقِبُوْا مُرَاقَبَةَ مَنْ يَعْلَمُ أَنَّهُ يَرَاهُ. وَاعْلَمُوْا أَنَّهُ لَا يَضُرُّ وَلَا يَنْفَعُ وَلَا يُعْطِيْ وَلَا يَمْنَعُ سِوَاهُ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ : اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

صدق الله العظيم

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa Lillahil Hamd.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk menyempurnakan ibadah di bulan Ramadan dan mengantarkan kita pada hari kemenangan, Idul Fitri yang penuh berkah. Shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Hadirin Jamaah Idul Fitri yang Berbahagia,

Hari ini kita merayakan Idul Fitri sebagai momentum kemenangan setelah sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu dan memperbanyak amal ibadah. Namun, selain sebagai ajang kembali kepada fitrah, hari ini juga menjadi momen bagi kita untuk merenungi perjalanan ke depan, terutama dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sebagaimana yang kita ketahui, Kota Tangerang telah memilih pemimpin baru yang akan mengemban amanah dalam memimpin masyarakat menuju kesejahteraan dan kemajuan. Islam mengajarkan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang besar dan harus dijalankan dengan keadilan serta tanggung jawab. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa amanah kepemimpinan harus dijalankan dengan adil dan penuh tanggung jawab. Seorang pemimpin bukan hanya seorang penguasa, tetapi juga pelayan bagi rakyatnya yang harus bekerja demi kesejahteraan umat.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari )

Hadits ini mengingatkan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Oleh karena itu, sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung pemimpin dalam menjalankan tugasnya dengan baik, memberikan nasihat yang benar, serta menjaga stabilitas dan keharmonisan dalam kehidupan sosial.

Maka dalam menyambut pemimpin baru Kota Tangerang, kita semua harus memiliki sikap yang positif dan konstruktif. Pertama, kita harus berdoa agar pemimpin yang terpilih diberikan hidayah, kekuatan, dan keikhlasan dalam menjalankan amanahnya. Kedua, kita harus menjadi masyarakat yang aktif dalam memberikan dukungan serta kritik yang membangun agar kebijakan yang diambil benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh warga. Ketiga, kita harus menjaga persatuan dan menghindari perpecahan yang dapat menghambat kemajuan daerah kita.

Kita berharap kiranya Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan keberkahan kepada pemimpin baru kita, membimbingnya dalam mengambil keputusan yang adil, serta menjadikan Kota Tangerang semakin maju, damai, dan sejahtera.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah al-Hamd.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,

Idul Fitri adalah hari kemenangan, hari kebahagiaan, hari di mana kita kembali kepada fitrah setelah sebulan penuh kita beribadah, berpuasa, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Namun, di tengah kebahagiaan ini, janganlah kita melupakan saudara-saudara kita yang masih berada dalam penderitaan, khususnya saudara kita di Gaza, Palestina.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.”

(HR. Muslim)

Saudara kita di Gaza sedang menghadapi ujian yang berat. Mereka kehilangan keluarga, tempat tinggal, bahkan kehidupan mereka terancam setiap saat. Sebagai sesama Muslim, kita tidak boleh berdiam diri. Kita harus menunjukkan kepedulian dengan cara mendoakan mereka, memberikan bantuan materi, dan menyuarakan dukungan bagi mereka.

Di hari yang suci ini, marilah kita renungkan kembali makna dari Idul Fitri. Idul Fitri bukan hanya tentang kebahagiaan pribadi, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan dengan sesama. Islam mengajarkan kita untuk peduli terhadap saudara-saudara kita yang sedang dalam kesulitan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Maka dari itu, mari kita jadikan momen Idul Fitri ini juga sebagai ajang untuk meningkatkan kepedulian kita. Selain berzakat dan bersedekah, mari kita terus mendoakan saudara-saudara kita di Gaza. Doa adalah senjata bagi orang beriman, dan kita yakin bahwa Allah Maha Kuasa untuk menolong mereka.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah al-Hamd.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,

Salah satu kekuatan yang ada pada kita yang diyakini dapat membantu meringankan mereka adalah dengan menyalurkan zakat yang kita keluarkan kepada mereka. Karena Zakat bukan hanya sekadar kewajiban bagi kaum Muslimin, tetapi juga merupakan salah satu pilar Islam yang berperan besar dalam membangun kesejahteraan umat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103)

Dari ayat ini kita memahami bahwa zakat memiliki dua fungsi utama, yaitu membersihkan harta dan jiwa dari sifat kikir serta membantu mereka yang membutuhkan.

Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam disebutkan:”Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa zakat adalah bagian fundamental dari ajaran Islam. Ketika zakat dikelola dengan baik, maka kesejahteraan sosial dapat terwujud. Zakat mampu menjadi solusi bagi kemiskinan, mengurangi kesenjangan ekonomi, serta membangun solidaritas antar sesama Muslim.

Ada banyak dampak positif dari zakat terhadap kemakmuran umat, diantaranya adalah :

Mengentaskan Kemiskinan ; Zakat yang dikumpulkan dan didistribusikan secara tepat dapat membantu fakir miskin memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ini menjadi langkah konkret dalam membangun kesejahteraan masyarakat.

Menjaga Stabilitas Sosial ; Dengan adanya distribusi zakat yang merata, ketimpangan sosial dapat dikurangi sehingga tidak timbul kecemburuan sosial yang berpotensi menyebabkan konflik dalam masyarakat.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi ; Zakat tidak hanya diberikan dalam bentuk konsumsi, tetapi juga bisa digunakan untuk modal usaha bagi mereka yang kurang mampu, sehingga menciptakan kemandirian ekonomi bagi umat.

Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah ; Zakat menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial. Umat Islam menjadi lebih peka terhadap kondisi saudaranya yang membutuhkan dan bersama-sama membangun kehidupan yang lebih baik.

Zakat yang telah kita tunaikan bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun umat yang kuat, mandiri, dan sejahtera.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah al-Hamd.

Hadirin rahimakumullah,

Pada hari yang penuh kebahagiaan ini, marilah kita renungkan juga salah satu prinsip utama dalam Islam, yaitu perdamaian. Islam bukanlah agama yang mengajarkan permusuhan dan kekerasan, melainkan agama yang membawa kasih sayang dan rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

۞ وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 61)

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa mengedepankan perdamaian dalam setiap aspek kehidupan. Perdamaian bukan hanya sekadar ketiadaan konflik, tetapi juga mencakup sikap saling menghormati, menebarkan kasih sayang, serta menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.

Rasulullah SAW juga bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ …..

“Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

seorang Muslim sejati adalah mereka yang tidak menyakiti orang lain, baik dengan perkataan maupun perbuatannya. Islam mengajarkan kita untuk selalu menjaga lisan dan tindakan agar tidak menimbulkan perpecahan dan permusuhan.

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering menghadapi perbedaan. Namun, Islam mengajarkan kita untuk menyikapi perbedaan dengan sikap toleransi dan hikmah. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam mewujudkan masyarakat yang damai dan harmonis. Beliau selalu menyebarkan dakwah dengan kelembutan, menghindari kekerasan, serta menjunjung tinggi keadilan. Allah SWT berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”(QS. Al-Anbiya: 107)

Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh makhluk, bukan hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh manusia dan alam semesta. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus meneladani ajaran Rasulullah SAW dengan menebarkan kebaikan dan menjauhi segala bentuk kebencian serta permusuhan.

Maka seyogyanya di hari kemenangan ini, hari di mana kita kembali kepada fitrah, kita manfaatkan momentum Idul Fitri ini untuk mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan, dan menebarkan kedamaian. Kita tinggalkan segala bentuk kebencian, iri hati, dan dendam. Mari kita songsong hari-hari ke depan dengan hati yang bersih dan penuh kasih sayang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

….. ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa memaafkan adalah sifat yang mulia dan mendatangkan ampunan Allah. Jika kita ingin diampuni oleh Allah, maka kita juga harus berlapang dada untuk memaafkan kesalahan orang lain. Oleh karena itu, Idul Fitri harus menjadi ajang untuk mempererat hubungan persaudaraan, baik dengan keluarga, sahabat, maupun sesama Muslim secara umum.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillah al-Hamd.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga momen penyucian diri dan penyempurnaan ibadah kita. Fitrah yang kita raih setelah Ramadhan akan menjadi sempurna jika kita juga menyucikan hati dengan saling memaafkan dan memperbaiki hubungan yang mungkin telah rusak.

Terkadang, kesalahan yang kita lakukan atau yang dilakukan oleh orang lain membuat hubungan menjadi renggang. Namun, Islam mengajarkan kita untuk selalu membuka pintu maaf. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللّٰهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثٍ

Artinya: “Janganlah kamu sekalian saling putus memutuskan tali persaudaraan, janganlah kamu sekalian saling belakang membelakangi, jangan kamu sekalian saling benci membenci dan janganlah kamu saling hasud menghasud. Jadilah kamu sekalian sebagai hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim tidak halal mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari “ (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, di hari yang fitri ini, marilah kita mengetuk pintu maaf satu sama lain, baik secara langsung maupun melalui doa, agar hati kita kembali bersih dan hubungan kita semakin kuat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sebagai penutup, marilah kita jadikan Idul Fitri ini sebagai kesempatan untuk kembali kepada hati yang suci, saling memaafkan, dan mempererat silaturrahmi. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan menjadikan kita insan yang lebih baik setelahnya. Aamiin yaa Rabbal’aalamiin

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

الخطبة الثانية لعيد الفطر

اَللّٰهُ اَكْبَرُ۷× اَللّٰهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً.

اَلْحَمْدُلِلّٰهِ اَعَادَالْاَعْيَادَ وَكَرَّرَ. اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالٰى اَنْ خَلَقَ وَ صَوَّرَ. وَاَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَثْقَلُ بِهَا الْمِيْزَانُ فِى الْمَحْشَرِ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ اِلٰى الْاَ سْوَدِ وَالْاَحْمَرِ. اَللّٰهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَبِهِ الْفَائِزِيْنَ بِالشَّرَفِ الْاَفْخَرِ.

اَمَّابَعْدُ: فَيَا عِبَادَاللّٰهِ اِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا اَمَرَ، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى اللّٰهُ عَنْهُ وَحَذَّرَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى صَلّٰى عَلٰى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا، فَقَالَ تَعَالٰى : اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلٰى النَّبِيِّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِالْخَلْقِ صَاحِبِ الْوَجْهِ الْاَنْوَرِ. وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانِ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللّٰهمَّ اَعِزَّالْاِسْلاَمَ وَالْمُسْلمِيْنَ، وَاَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلمِيْنَ، وَاَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاَعْلِ كَلِمَتَكَ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ .

اَللّٰهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ. اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَااٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللّٰهِ !، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ.

اَللّٰهُ اَكْبَرُ ۳ × لاَاِلٰهَ اِلاَّ اللّٰهُ وَاللّٰهُ اَكْبَرُ، اَللّٰهُ اَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *