Raudlatul Jami’ Syarah Jam’ul Jawami’, Kitab Ushul Fikih Karya K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantani

TERBITHARIAN.COM – Kitab Jam’ul-Jawami’ fi Ushul al-Fiqh karya Tajuddin al-Subki (w.771 H) merupakan salah satu kitab Ushul Fikih yang paling terkenal di kalangan Sunni, baik di Indonesia, Timur Tengah, maupun kawasan lainnya di dunia. Selain Ushul Fikih, dibahas juga diakhir kitab tentang Ushuludin dan Tasawuf. Kitab ini merupakan saripati dari kitab Mukhtasar Ibnul Hajib dan Minhaj Al-Baydawi , beserta seratus kitab-kitab Ushul Fikih lainnya.

Kepadatan isi dan singkatnya narasi membuat kitab Jam’ul Jawami sulit difahami oleh para pembaca. Dari itu tampilah para ulama membuat kitab-kitab syarah (penjelasan) akan kitab ini. kitab-kitab yang mensyarahi kitab Jam’ul Jawami mencapai 13 kitab. di antara kitab-kitab syarah yang telah ada, yang paling terkenal dan paling banyak dikaji di Indonesia adalah Syarah Imam Jalaluddin Mahali (w. 864 H.) dan Hasyiyah Muhammad bin Hasan Al-Banani (w.1141 H.) seorang ulama Maliki dari Maroko.

Usaha pertama dalam mensyarah kitab Jam’ul Jawami dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Zarkasyi (w. 794 H.) dengan nama kitab Tasyniful Masami’ yang ditulis 23 tahun setelah wafatnya Imam Tajuddin Al-Subki. Usaha-usaha mensyarahi kitab tersebut yang paling massif terjadi di abad 9 H. Tercatat ada tujuh kitab syarah Jam’ul Jawami’ yang ditulis di abad ini, termasuk kitab syarah Imam Mahalli. Kemudian di abad 10 Hijriyah tercatat ada empat kitab mensyarahi kitab Jam’ul Jawami. Usaha mensyarahi kitab tersebut terhenti selama 432 tahun setelah pensyarah terakhir abad 10 H. yaitu Syekh Ahmad bin Abdullah Al-Gazi al-Syafi’I (w. 922 H.) wafat setelah merampungkan syarahnya.

Kemudian tampilah Syekh Muhammad Bakhit al-Muthi’I (w.1354 H.) dari Mesir melanjutkan usaha mensyarahi kitab Jam’ul Jawami setelah stagnan selama 432 tahun. Kitab syarah tersebut diberi nama kitab Al-Badrus Sathi’. Kemudian setelah 92 tahun, seorang ulama Indonesia, K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantani berhasil merampungkan syarahnya terhadap kitab Jam’ul Jawami’ tersebut.

Kitab Syarah Jam’ul Jawami’ karya K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantani tersebut diberi nama Raudatul Jami’ Fi Syarhi Jam’il Jawami’. Kitab tersebut sebagaimana disebutkan dalam mukadimah, ditulis dengan dua metode yaitu tashil dan ikhtisar. Tashil artinya mempermudah kalimat-kalimat yang sulit yang terdapat dalam syarah-syarah sebelumnya, sementara ikhtishar adalah meringkas kalimat yang terdapat dalam syarah-syarah tersebut tanpa mengurangi isinya. Dengan dua metode ini, pengarang mengharapkan kitabnya menjadi jalan keluar bagi pembaca kitab syarah sebelumnya ketika menemukan kesulitan memahami ibarat kitab tersebut. Metode seperti itu dilakukan juga oleh K.H. Imaduddin ketika mensyarahi kitab Alfiyah Ibnu Malik dan Jauhar al-Maknun.

Kitab Raudatul Jami’ karya K.H. Imaduddin Utsman Al-Bantani ini diterbitkan oleh Maktabah nahdlatul Ulum Banten tahun 1446 H. dengan 524 halaman. Kitab ini akan menjadi tambahan khazanah perpustakaan keilmuan keislaman di Indonesia yang semakin hari semakin menunjukan kebangkitan semangat tradisi menulis kitab dalam Bahasa Arab sebagaimana dulu dilakukan oleh Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Mahfudz Al-Turmusi, Syekh Khalil Bangkalan, Syekh Hasyim Asy’ari dan ulama lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *