Tangerang Selatan, TERBITHARIAN.COM – Upaya meningkatkan kualitas pendidikan madrasah berbasis nilai kasih sayang kini semakin menguat melalui peluncuran buku “Manajemen Cinta sebagai Hidden Curriculum di Madrasah.” Buku yang ditulis oleh Hj. Helmi Halimatul Udhmah (Istri Menteri Agama Republik Indonesia) bersama Akhmad Shunhaji ini resmi diluncurkan pada Selasa, 15 Juli 2025, bertempat di Kantor Kopertais I Wilayah Jakarta Banten, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Selasa, 15 Juli 2025.
Peluncuran buku ini dihadiri para perwakilan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIS) se Jakarta Banten Kopertais UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam sambutannya, Hj. Helmi Halimatul Udhmah menegaskan pentingnya menghadirkan madrasah sebagai rumah kedua yang menumbuhkan kehangatan, empati, dan cinta kasih.
“Madrasah harus mampu mendidik generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara akhlak. Buku ini kami hadirkan sebagai panduan agar cinta benar-benar menjadi kurikulum tersembunyi di setiap sudut madrasah,” ujar Hj. Helmi Halimatul Udhmah.
Buku ini lahir dari gagasan besar Kurikulum Cinta yang diinisiasi Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Selaku Mentri Agama Republik Indonesia sekaligus sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, yang menekankan bahwa pendidikan sejatinya bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan kerja hati yang menanamkan nilai kasih sayang secara mendalam.
Konsep Manajemen Cinta sebagai hidden curriculum mengajarkan bahwa nilai-nilai cinta tidak hanya tertulis dalam kurikulum formal, tetapi dihidupkan melalui keteladanan guru, interaksi sehari-hari, budaya madrasah, serta manajemen yang membangun suasana belajar yang kondusif dan penuh kehangatan.
Peluncuran buku ini diharapkan menjadi pemantik gerakan bersama di madrasah-madrasah seluruh Indonesia untuk semakin serius menghadirkan suasana belajar yang menumbuhkan kasih sayang, karakter mulia, dan kecintaan terhadap ilmu. Akhmad Shunhaji menegaskan, Manajemen Cinta bukan sekadar wacana.
“Cinta di madrasah harus hidup dalam interaksi, keteladanan, dan suasana belajar. Bukan sekadar jargon, tetapi strategi nyata untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia,” ujarnya.
Dengan terbit dan diluncurkannya buku ini, diharapkan madrasah di Indonesia semakin siap menjawab tantangan zaman dengan membangun generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang penuh empati dan cinta kasih.