Membangun Peradaban Lewat Tasawuf, Bedah Kitab Fununus Sa’adah

Rangkasbitung, TERBITHARIAN.COM – Pesantren El Karim Rangkasbitung kembali menjadi pusat kajian intelektual dengan menggelar acara bedah kitab Fununus Sa’adah karya Gus Umar.

Acara ini dipimpin langsung oleh KH Moh Mahrusillah, seorang ulama dan pemikir Islam yang dikenal luas di kalangan akademisi pesantren. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali pemikiran dalam kitab tersebut guna mengembangkan pola pergerakan peradaban Islam yang lebih progresif dan relevan dengan tantangan zaman.

Bacaan Lainnya

Acara yang berlangsung pada Sabtu (15/02) ini dihadiri oleh ratusan santri, akademisi, dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah. Dalam pemaparannya, KH Moh Mahrusillah menekankan bahwa Fununus Sa’adah bukan sekadar kitab biasa, melainkan sebuah karya yang menyajikan strategi peradaban berbasis nilai-nilai Islam yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.

“Kajian dalam kitab ini sangat relevan dengan kebutuhan umat Islam saat ini. Kitab ini bukan hanya membahas aspek spiritual, tetapi juga strategi bagaimana umat Islam dapat berkontribusi dalam membangun peradaban yang adil dan berkelanjutan,” ujar KH Moh Mahrusillah dalam sesi diskusi.

Lebih lanjut, beliau menyoroti beberapa poin penting dari kitab Fununus Sa’adah, termasuk konsep kebahagiaan dalam Islam, pentingnya ilmu sebagai dasar pergerakan umat, serta strategi membangun harmoni sosial di tengah keberagaman.

Pengasuh Pesantren El Karim, Kiai Aan, menyambut baik acara ini dan berharap kajian terhadap kitab-kitab klasik maupun kontemporer terus dilakukan untuk memperkaya wawasan para santri.

“Pesantren harus menjadi pusat lahirnya pemikiran-pemikiran segar yang mampu menjawab tantangan zaman. Kegiatan bedah kitab ini adalah bagian dari upaya kita dalam membangun peradaban yang berlandaskan ilmu dan akhlak,” ungkapnya.

Antusiasme peserta tampak jelas selama acara berlangsung. Banyak pertanyaan dan diskusi berkembang terkait bagaimana implementasi gagasan dalam Fununus Sa’adah dalam konteks sosial dan politik masa kini. Acara ini diakhiri dengan doa bersama serta harapan agar kajian kitab semacam ini dapat terus digelar sebagai bagian dari penguatan intelektual Islam di Indonesia.

Dengan adanya kajian ini, diharapkan pola pergerakan peradaban Islam semakin kuat dan mampu memberikan solusi atas permasalahan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Pesantren El Karim Rangkasbitung pun semakin mengukuhkan dirinya sebagai pusat kajian Islam yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan masyarakat.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *