Mengenal Budaya Suku Baduy dan Kearifan Lokal Menjunjung Tinggi Budaya Warisan Leluhur 

Lebak, TERBITHARIAN.com- Saba budaya Baduy Dalam Cikeusik belajar lebih dekat akan prinsip dalam mempertahankan tradisi, budaya dan nilai-nilai keyakinan, yang dipertahankan oleh masyarakat Baduy Dalam (Jero), Baduy Luar menyebutnya Agama “Slam atau Agama Leluhur Sunda Wiwitan (Pitutur Luhur). Acara expedisi ini di adakan dua hari yakni Sabtu dan Minggu (4-5/1/2025), Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak-Banten. Minggu, 5 Januari 2025.

Dalam merawat dan menyatu dengan alam (Harmonisasi Kehidupan) dan menumbuhkan nilai kebaikan dalam sebuah kerukunan masyarakat, saling membantu, gotong royong antar sesama sebagai sebuah prinsip nilai yang luhur.

Menjalani norma dan etika pada laku hidup dlm menguatuatkan nilai atau rasa cinta menjadi warga masyarakat berbangsa dan berbudaya.

Tim expedisi ini terdiri dari Ecep Fariduddin Ishak, MA, Sartibi, M.Pd, Ahmad Suhendra, M.Hum, Riza Fahmi, M.Pd, dan Perlengkapan Jamal. Dan para tokoh setempat yakni Jaro Jamal, pemuda Baduy luar Hendi, tokoh Baduy dalam (Jero), dan Jaro Alis.

Sartibi selaku ketua tim expedisi mengatakan “Baik nilai tradisi, budaya, pendidikan, sosial, ekonomi, politik sebagai nilai keyakinan, tatanan dan laku hidup sebagai prinsif yang dijungjung tinggi suku masyarakat adat Baduy,” ucapnya.

Suku, masyarakat Baduy Dalam dan luar, Baduy Dalam (Jero) terdiri dari 3 wilayah atau bagian/kampung diantaranya:

1. Baduy Jero Cikeusik.

2. Baduy Jero Cikertawana.

3. Baduy Jero Cibeo.

Kedu Suku Baduy itu bermula yang paling tertua adalah Suku Baduy Cikeusik, menjadi kiblat patokan dari suku Baduy Dalam (Jero) tersebut, sedangkan Suku Baduy Luar hanya Satu di wilayah Cibolerger.

Suku Baduy Luar dan dalam, serta kearifan lokal baik tatanan masyarakat, budaya dan nilai-nilai tradisi yang berlaku sebagai tatanan hidup atau norma dan etika masyarakat Suku Baduy Luar dan dalam serta masyarakat sekitar wilayah baduy. Dalam menjaga tradisi dan budaya serta harmonisasi atau keseimbangan pada alam, suku masyarakat Adat Baduy Luar dan Dalam.

Keunikan tradisi dan budaya lokal masyarakat Baduy Luar dan Dalam, dalam menghadapi tantangan modernitas dan arus globalisasi yang ditandai dengan segala kemajuan zaman yang membawa dampak degredasi etika dan moralitas pada nilai-nilai luhur dan tradisi buda yang Anehnya tidak tergerus oleh segala iming-iming atas nama kemajuan dan kesejahteraan pada tatanan budaya, pendidikan, sosial, ekonomi dan politik.

Menjaga nilai tatanan norma etika dan tradisi budaya dimulai dari pernikahan dan menjaga nilai-nilai keyakinan dan nilai laku hidup yang di anut dan dijunjung tinggi oleh suku adat masyarakat baduy.

(H. Dede Matlubul Fard)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *