Tangerang, TERBITHARIAN.COM – Dalam momentum Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) STISNU Tangerang yang berlangsung pada 26–28 September 2025 dan diikuti oleh 190 mahasiswa baru, Abah Ali Zen, ulama kharismatik asal Kresek, santri Tebuireng, sekaligus muraabi ruh STISNU menyampaikan pesan mendalam tentang semangat perjuangan dan pentingnya adab mahasiswa NU. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga membaiat mahasiswa baru untuk berkhidmat kepada Nahdlatul Ulama.
Sebagai pengawal titian pendirian STISNU Tangerang, Abah Ali menegaskan bahwa perjuangan di tengah keterbatasan harus dilakukan dengan sikap selon. Menurutnya, selon berarti berani melangkah jauh dan membuat terobosan, meskipun tidak selalu lengkap dengan syarat dan rukun, baik dari sisi finansial maupun kemampuan. “Dengan selon, lahirlah kreativitas yang justru mampu mewujudkan hal-hal besar meski dalam kondisi terbatas,” ungkapnya.
Abah Ali juga menegaskan bahwa perjuangan STISNU di bawah komando Dr. H. Muhamad Qustulani, MA.Hum., yang akrab disapa Gus Fani, Ketua STISNU Tangerang merupakan bukti nyata keberanian mengambil langkah strategis di tengah keterbatasan. “Meskipun terkadang lelah dan jenuh, perjuangan harus terus dilanjutkan,” tegasnya.
Kepada mahasiswa baru, Abah Ali berpesan agar selalu menata niat dalam belajar. Ia mengingatkan agar tidak terburu-buru memikirkan pekerjaan, tetapi lebih mengutamakan istiqamah dalam menuntut ilmu. “Jika sudah tiba momentumnya, pekerjaan atau kemandirian akan datang dengan sendirinya,” pesannya.
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya menjaga adab dan akhlak. Menurutnya, mahasiswa adalah juga santri, terlebih lagi mahasiswa NU yang memiliki tanggung jawab besar untuk menghidupkan NU. “Adab dan akhlak harus menjadi prioritas dalam kehidupan akademik,” pungkasnya.