Tangerang, TERBITHARIAN.COM – Teks khutbah Jumat lengkap berjudul “TRANSFORMASI WAKAF BERBASIS MANAJEMEN MODERN”. Naskah lengkap khutbah Jumat ini ditulis oleh KH. Ahmad Saifuddin HAS., S.Ag., MM. Semoga teks khutbah ini bermanfaat!
Khutbah Pertama
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُه.
اَلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَا مَانِعَ لِمَا وَهَبَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا سَلَبَ، طَاعَتُهُ لِلْعَامِلِيْنَ أَفْضَلُ مُكْتَسَبٍ، وَتَقْوَاهُ لِلْمُتَّقِيْنَ أَعْلَى نَسَبٍ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ هَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَغَلَب
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ اصْطَفَاهُ وَانْتَخَبَ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِه وّ أّصحَابِهِ أَبِيْ بَكْرٍ الْفَائِقِ فِيْ اْلفَضَائِلِ وَالرُّتَبِ، وَعَلٰى عُمَرَ الَّذِيْ فَرَّ الشَّيْطَانُ مِنْهُ وَهَرَبَ وَعَلٰى عُثْمْانَ ذِيْ النُّوُرَيْنِ التَّقِيِّ النَّقِّي الْحَسَبِ، وَعَلٰى عَليٍّ صِهْرِهِ وَابْنِ عَمِّهِ فِيْ النَّسَبِ وَعَلٰى بَقِيَّةِ أَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اكْتَسَوْا فِيْ الدِّيْنِ أَعْلَى فَخْرٍ وَمُكْتَسَبٍ، وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا أَشْرَقَ النَّجْمُ وَغَرَبَ، اَمَّا بَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى: مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” ( QS. Al Baqarah [ 02 ] ayat 261
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…
Di bawah naungan langit yang membentang, di hadapan keagungan Ilahi, marilah kita tundukkan hati, merajut kembali benang-benang takwa yang mungkin lusuh. Takwa, ia adalah pelita di kegelapan jiwa, kompas di samudra kehidupan, bekal terindah menuju keabadian. Mari kita teguhkan janji, menjalankan setiap titah-Nya, menjauhi setiap larangan-Nya, agar langkah kita senantiasa dalam ridha-Nya.
Hadirin jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah…
Hari ini, mimbar ini mengajak kita menyelami samudra hikmah, menyingkap permata tersembunyi dalam ajaran agama kita yang bisa mengekalkan harta kita, sehingga bukan hanya kita rasakan manfaatnya di dunia namun ia akan menjadi penolong di kuburan nan kelam, dan pahalanya akan terus bertahan mengalir bak sungai seperti para dermawan yang kita saksikan Namanya harum karena hartanya yang kekal memberi manfaat kepada umat.
Diantaranya sahabat nabi Ustman bin Affan yang kebun kurmanya hingga kini manis memberi manfaat, hingga dapat membangun sebuah hotel megah berataskan namanya. Itulah instrument pengekal harta ajaran Rasulullah yaitu wakaf.
Wakaf, bukanlah sekadar kata, ia adalah jembatan kebaikan yang membentang melampaui batas waktu. Ia adalah harta yang diikat, bukan untuk diri, tapi untuk abadi, untuk kemaslahatan umat manusia, dengan niat tulus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ia adalah bisikan pahala yang tak lekang oleh zaman, mengalir bagai sungai kebaikan yang tak pernah kering, bahkan setelah raga ini kembali ke haribaan tanah. Ingatlah sabda Nabi kita yang mulia,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (Diriwayatkan oleh Muslim)
Filosofi wakaf adalah untaian mutiara hikmah. Ia adalah cermin ketakwaan, penawar sifat bakhil yang menggerogoti jiwa. Ia adalah janji pahala yang tak terputus, kebaikan yang terus memancar bagi anak yatim, fakir miskin, dan seluruh umat. Ia adalah penjamin bahwa harta, yang sejatinya titipan, akan kekal dalam lingkaran kebajikan.
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia…
Di tengah derap langkah zaman yang kian cepat, konsep wakaf pun tak tinggal diam. Di beberapa Negara Islam , sebuah kisah sukses terukir, bagaimana wakaf bertransformasi, berpadu dengan manajemen modern, menjadi mercusuar pembangunan yang gemilang.
Pertama, wakaf kini tak lagi membisu dalam satu rupa. Jika dulu ia hanya berwujud tanah masjid atau pekuburan yang sunyi, kini wakaf bersuara dalam ragam rupa yang lebih produktif. Ada wakaf tunai, di mana setiap lembar uang yang kita sisihkan, tak lenyap begitu saja, melainkan berputar, diinvestasikan dalam proyek-proyek syariah yang menumbuhkan manfaat berlipat ganda.
Ada pula wakaf saham, di mana dividen dari setiap lembar saham menjadi aliran kebaikan, dan juga ada wakaf dari korporat, di mana entitas bisnis pun turut merajut benang filantropi, menyumbangkan sebagian hartanya untuk kemaslahatan umat.3 Ini adalah gerbang yang terbuka lebar, mengundang setiap jiwa, tanpa memandang besar kecilnya harta, untuk turut serta dalam kebaikan abadi.
Kedua, tangan-tangan amanah kini bekerja dengan profesionalisme yang teruji. Pengelolaan wakaf bukan lagi sekadar urusan personal, melainkan sebuah orkestra yang terorganisir. Nazhir Wakaf berdiri tegak sebagai pemegang amanah, menjaga, membangun, dan memantau setiap jengkal aset wakaf dengan cermat.
Di panggung kebijakan, Wakaf di hadirkan di banyak peraturan, menyelaraskan langkah, dan jadi lokomotif pembangunan, menggerakkan aset wakaf ke sektor-sektor komersial yang produktif. Tak hanya itu, kolaborasi erat dengan sektor korporat dan swasta telah melahirkan sinergi, membawa keahlian dan pendanaan yang tak terhingga untuk proyek-proyek wakaf yang visioner.
Ketiga, inovasi dan sentuhan digital telah membuka cakrawala baru. Wakaf di tak hanya berputar di poros ibadah semata, namun merambah ke setiap sendi kehidupan. Dana wakaf kini menyirami ladang pendidikan, menumbuhkan tunas-tunas ilmu di sekolah dan universitas, menyalakan lentera beasiswa bagi para pencari ilmu.
Ia juga menjadi denyut nadi kesehatan, membangun klinik dan rumah sakit, menghadirkan layanan medis bagi mereka yang membutuhkan. Bahkan, wakaf kini merangkul properti komersial dan infrastruktur, membangun toko-toko yang ramai, kompleks perniagaan yang megah, jalan-jalan yang mulus, jembatan yang kokoh, yang hasil pendapatannya kembali disalurkan untuk kesejahteraan sosial dan keagamaan.
Dan di era digital ini, wakaf bertranformasi menjadi banyak instrument seperti Platform crowdfunding , yaitu sebuah inovasi yang demokratis dalam penggalangan dana, memungkinkan banyak orang untuk berkontribusi pada ide dan proyek yang mereka, yakni aplikasi mobile, bahkan teknologi peer to peer yaitu menyimpan dan mengirim uang tanpa perantara bank, memungkinkan si pengirim dan penerima melakukan transaksi secara langsung dengan transparansi, Sehingga hampir mustahil untuk dicuri dan dicurangi.
Langkah exponential dalam bidang teknologi ini, mulai merajut benang-benang wakaf, menghadirkan transparansi dan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya. Setiap donasi kini lebih mudah diakses, setiap jejak manfaat lebih terang benderang.
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah…
Dampak dari transformasi wakaf ini adalah simfoni kebaikan yang menggema. Ia adalah tangan yang meringankan beban pemerintah, mencegah defisit yang membelenggu. Ia adalah penyeimbang timbangan keadilan, memulihkan distribusi kekayaan, dan menjadi tombak utama dalam memerangi kemiskinan, menyemai benih harapan di setiap sudut masyarakat. Terlebih, wakaf merupakan salah satu cara menafkahkan harta di jalan Allah yang sangat besar pahalanya, sebagaimana firman Nya dalam Surat Al-Baqarah Ayat 261
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah…
Untuk itu, mari kita bangkitkan semangat berwakaf, bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai panggilan jiwa. Setiap tetes harta yang kita wakafkan, dengan manajemen yang modern dan profesional, akan menjadi sungai kebaikan yang tak pernah surut, mengalirkan pahala yang abadi, dan membangun peradaban yang gemilang dan Semoga Allah subhanahu wata’ala mudahkan kita semua dalam menggapai rahmat dan ridha-Nya. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلهٌ لَمْ يَزَلْ عَلى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه وَحَبِيْبُه وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِه وَأَصْحَابِه وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُركُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ