Oleh Ahmad Suhendra*
Tangerang, TERBITHARIAN.COM – Pada pemilihan kepala daerah yang baru saja berlangsung, Walikota Tangerang baru, Sachrudin-Maryono, membawa semangat dan visi baru untuk memimpin Kota Tangerang menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan komitmen untuk membangun kota yang kolaboratif, maju, berkelanjutan, sejahtera, dan berakhlakul karimah, Sachrudin-Maryono diharapkan mampu menjadi pemimpin yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan sosial dan moral masyarakat.
Visi yang Menyentuh Aspek Pembangunan Kota
Sachrudin-Maryono hadir dengan visi yang holistik, mencakup berbagai aspek yang sangat relevan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi Kota Tangerang.
Mereka menyadari bahwa kota ini adalah rumah bagi berbagai lapisan masyarakat dengan beragam potensi dan tantangan. Visi mereka mencakup lima pilar utama, yaitu kolaboratif, maju, berkelanjutan, sejahtera, dan berakhlakul karimah.
1. Kolaboratif: Membangun Sinergi antara Pemerintah dan Masyarakat
Salah satu elemen yang menonjol dalam visi Sachrudin-Maryono adalah konsep “kolaboratif.” Dalam era globalisasi dan digitalisasi ini, pembangunan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah atau satu sektor saja. Kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan solusi yang inovatif.
Menurut Chris Ansell Alison Gash (2007), teori pembangunan kolaboratif menyatakan bahwa untuk membangun suatu kota yang sukses, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan. Teori ini menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pihak dalam proses pembangunan, bukan hanya pemerintah yang memimpin, tetapi juga warga, organisasi masyarakat, dan pihak swasta.
Visi Sachrudin-Maryono tentang “kolaboratif” sangat berhubungan dengan teori ini. Mereka menyadari pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kota melalui partisipasi aktif. Program seperti forum konsultasi publik, pengembangan kemitraan dengan sektor swasta, dan pemberdayaan masyarakat dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan visi mereka.
Kolaborasi dapat mempercepat proses implementasi kebijakan dan mengurangi ketimpangan sosial. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, Syahrudin-Maryono berusaha membangun rasa kepemilikan bersama terhadap Kota Tangerang.
Kolaborasi ini akan memastikan kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan warga dan dapat terlaksana dengan efektif.
2. Maju: Teknologi dan Infrastruktur untuk Kesejahteraan
Kota Tangerang sebagai kawasan urban dengan jumlah penduduk yang padat dan beragam tentu membutuhkan perhatian khusus dalam hal pembangunan infrastruktur dan penerapan teknologi. Dalam visi mereka, Sachrudin-Maryono mengedepankan kemajuan teknologi dan peningkatan infrastruktur untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
Pemanfaatan teknologi smart city yang efisien dalam pengelolaan kota, transportasi yang modern dan ramah lingkungan, serta sistem pelayanan publik yang transparan dan mudah diakses akan menjadi fokus utama dalam mewujudkan Tangerang sebagai kota yang maju.
Dameri (2014) menyebutkan bahwa teori smart city mengacu pada penggunaan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup warga kota. Di dalam teori ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) digunakan untuk mengelola berbagai aspek kota, seperti transportasi, energi, kesehatan, pendidikan, dan tata kelola pemerintahan yang lebih efisien.
Smart city menekankan pada penggunaan data untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan pelayanan publik yang lebih transparan.
3. Berkelanjutan: Melindungi Lingkungan untuk Masa Depan
Selain kemajuan teknologi dan infrastruktur, Sachrudin-Maryono juga menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan. Keberlanjutan di sini tidak hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga perlindungan terhadap lingkungan.
Dengan tantangan global terkait perubahan iklim dan polusi, penting bagi Tangerang untuk memperkenalkan kebijakan yang ramah lingkungan. Pembangunan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah yang lebih baik, serta penggunaan energi terbarukan adalah langkah konkret yang bisa diambil untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan.
Teori Pembangunan Berkelanjutan mengutamakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan (Emil Salim, 1990). Tujuannya agar perkembangan yang dicapai dapat bertahan dalam jangka panjang dan tidak merusak lingkungan serta kesejahteraan generasi mendatang. Teori ini sangat relevan dengan visi Sachrudin-Maryono tentang “berkelanjutan” dan “sejahtera.”
Visi Sachrudin-Maryono untuk menciptakan kota yang berkelanjutan dapat diwujudkan melalui berbagai kebijakan yang mendukung pengelolaan sumber daya alam secara efisien, pengurangan emisi karbon, penggunaan energi terbarukan, dan pengembangan ruang terbuka hijau. Ini adalah bentuk implementasi dari sustainable development yang bertujuan tidak hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga pada keberlanjutan sosial dan lingkungan.
4. Sejahtera: Memastikan Kesejahteraan Warga
Teori Pembangunan Ekonomi Inklusif bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang merata dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Ini menekankan pentingnya menciptakan kesempatan kerja yang luas, mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta memberikan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan fasilitas dasar lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup warga (McKinley, 2010).
Visi Sachrudin-Maryono yang menekankan “sejahtera” sangat selaras dengan teori ini, yang bertujuan menciptakan pemerataan kesejahteraan. Fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal, pengembangan UMKM, dan menciptakan lapangan kerja baru dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas utama dalam kepemimpinan Sachrudin-Maryono. Mereka menyadari bahwa pembangunan fisik dan infrastruktur harus disertai dengan perhatian terhadap kesejahteraan sosial, seperti akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja.
Dengan memberdayakan potensi ekonomi lokal, mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta memperbaiki sistem pelayanan sosial, Syahrudin-Maryono berusaha menciptakan kondisi di mana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat pembangunan.
5. Berakhlakul Karimah: Menanamkan Nilai Moral dalam Pembangunan
Salah satu hal yang membedakan visi Sachrudin-Maryono adalah komitmen mereka untuk menanamkan nilai-nilai moral dan etika dalam pembangunan kota. Konsep “akhlakul karimah” mencerminkan pentingnya karakter dan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Teori Pendidikan Karakter mengajarkan bahwa pembangunan suatu kota tidak hanya bergantung pada aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga pada pembangunan moral dan karakter masyarakat. Dalam konteks ini, pendidikan karakter berperan penting dalam membentuk warga negara yang saling menghormati, toleran, dan bertanggung jawab. Ini sangat relevan dengan visi Sachrudin-Maryono tentang “berakhlakul karimah”
Sachrudin-Maryono menekankan pentingnya nilai-nilai moral dalam masyarakat, dengan tujuan untuk membentuk karakter generasi muda yang berbudi pekerti luhur dan beradab. Kebijakan yang mendukung pendidikan karakter, memperkuat nilai-nilai agama, dan mengedepankan etika sosial adalah bagian dari penerapan teori ini.
Selain berfokus pada kemajuan fisik, mereka juga ingin memastikan bahwa Tangerang tetap menjadi kota yang memiliki nilai-nilai kebaikan dan saling menghormati.
Dengan memperkuat pendidikan karakter di kalangan generasi muda, serta menumbuhkan sikap gotong royong dan toleransi, visi ini berupaya menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan beradab.
Tantangan dan Peluang
Tentu saja, visi dan program yang diusung oleh Sachrudin-Maryono tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menciptakan kolaborasi yang efektif di antara berbagai pihak dan sektor yang berbeda. Selain itu, tantangan lainnya adalah mengelola keberagaman dan dinamika sosial yang ada di Tangerang dengan baik agar kebijakan yang diambil dapat mengakomodasi kepentingan berbagai kelompok masyarakat.
Namun, dengan semangat yang kuat untuk membawa perubahan, Sachrudin-Maryono memiliki peluang besar untuk sukses. Keberhasilan mereka sangat bergantung pada kemampuan untuk memimpin dengan bijaksana, serta melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan.
Jika dapat menjalankan visi ini dengan baik, mereka berpotensi menjadikan Kota Tangerang sebagai kota yang bukan hanya maju secara fisik, tetapi juga sejahtera, berkelanjutan, dan penuh dengan nilai moral yang baik.
Walikota Tangerang yang baru, Sachrudin-Maryono, hadir dengan visi yang luas dan ambisius untuk membangun kota yang lebih baik.
Melalui kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, serta dengan memperhatikan aspek kemajuan, keberlanjutan, kesejahteraan, dan moralitas, mereka berusaha mewujudkan Kota Tangerang yang lebih baik, modern, dan beradab.
Walaupun tantangan yang dihadapi tidak kecil, dengan kepemimpinan yang bijak dan partisipasi aktif masyarakat, visi ini memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan di Kota Tangerang.
*) Penulis adalah Dosen STISNU Nusantara dan Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Tangerang