NASKAH KHUTBAH JUMAT: Hari Peduli Sampah Nasional

Khutbah Jum'at/ Freepik
Khutbah Jum'at/ Freepik

Tangerang, TERBITHARIAN.COM – Naskah khutbah Jumat lengkap berjudul “Hari Peduli Sampah Nasional ”. Naskah lengkap khutbah Jumat ini ditulis oleh Ust Arif Rokhman, MA. Semoga naskah khutbah ini bermanfaat!

 

Bacaan Lainnya

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعْطَانَا بِالصَّبْرِ وَالشُّكْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الصَّبُوْرُ الشَّكُوْرُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنَّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَخْرَجَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ الْفَلَاحِ وَالسُّرُوْرِ.

اَمَّا بَعْدُ فَيَآأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ : وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْن  

“Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.” (Al Baqarah [2]: 11)

 

Jamaah Khutbah Jumat yang berbahagia,

Alhamdulillah ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan juga kesempatan hingga siang hari ini, bisa melaksanakan shalat Jumat secara berjamaah. Shalawat teriring salam, semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad saw, yang telah membimbing kita semua  menuju cahaya Islam.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ

            Bertindak sebagai khatib jumat pada kali ini ,saya mengajak mengajak segenap jemaah untuk Bersama-sama meningkatkan iman dan takwa pada Allah. Sesungguhnya  keimanan dan ketaqakwaan adalah pondasi dalam menjalani kehidupan didunia ini.  Iman di ujudkan dengan perbuatan amal sholeh, karena dengan amal soleh akan memberikan balasan terhadapnya.  Dalam hal ini sebagaimana nasihat Luqman al Hakim pada anaknya, untuk selalu beriman dan bertakwa dalam hidup dan beramal sholeh sekecil apapun.

يٰبُنَيَّ اِنَّهَآ اِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِيْ صَخْرَةٍ اَوْ فِى السَّمٰوٰتِ اَوْ فِى الْاَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللّٰهُۗ اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ 

 Artinya “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Mahateliti.” (Surat Lukman [31]: 1)

Disamping itu Allah swt juga telah memberikan beberapa larangan kepada manusia, salah satunya adalah larangan untuk membuat kerusakan di muka bumi. Hal ini tercantum dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Dalam al-Baqarah ayat 11, Allah SWT melarang manusia mengeksploitasi alam yang menimbulkan kerusakan di muka bumi.  Sebagaiamana Allah berfirman;

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِۙ قَالُوْٓا اِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُوْنَ 

Artinya: “Apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.” (  al Baqoroh , QS 11)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah 

Dalam ayat ini, jelas Allah menciptakan manusia untuk menjaga dan merawat bumi. Maka perbuatan merusak, sedikit maupun banyak, tergolong pada tindakan yang buruk. Hal ini sebagaimana dikatakan Imam Qurthubi bahwa manusia dilarang untuk melakukan kerusakan baik yang kecil maupun yang besar di muka bumi ini.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Larangan merusak lingkungan di muka bumi ini berlaku untuk semua manusia, baik yang beragama Islam maupun non-Muslim. Sejatinya, perbuatan merusak bumi adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Perbuatan ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini karena bumi adalah milik bersama semua makhluk hidup, termasuk manusia.

Oleh karena itu, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestariannya. Pasalnya, manusia diciptakan oleh Allah swt sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah artinya pengganti atau wakil. Dengan demikian, manusia memiliki tugas untuk menggantikan Allah swt dalam menjaga dan merawat bumi. Tugas ini tidak hanya terbatas pada menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menjaga keharmonisan alam dan manusia.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Pada sisi lain, Nabi Muhammad saw selaku Nabi yang membawa risalah kenabian, merupakan teladan terbaik bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam menjaga lingkungan. Rasulullah saw sangat mencintai dan menyayangi lingkungan, dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Salah satu cara untuk menjaga lingkungan dari Rasulullah adalah menanam pohon. Pohon memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pohon dapat menghasilkan oksigen, menyerap karbon dioksida, mencegah erosi tanah, dan menjadi tempat tinggal bagi berbagai macam hewan. Selain itu, pohon juga dapat memperindah lingkungan dan memberikan kesejukan bagi manusia.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Nabi Muhammad saw sangat menganjurkan umatnya untuk menanam pohon. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Nabi bersabda bahwa menanam pohon termasuk dalam sedekah jariyah. Nabi bersabda:

 مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلْتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ

 Artinya: “Tak satupun seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi pahala sedekah baginya, dan yang dicuri orang lain akan bernilai sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang menguranginya, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Muslim).

Adapun pahala sedekah yang dimaksud dalam hadits ini adalah pahala yang akan terus mengalir hingga hari kiamat, sebagaimana pahala sedekah jariyah lainnya. Hal ini dikarenakan pohon yang ditanam akan terus memberikan manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, baik berupa buah, oksigen, maupun tempat tinggal.

 

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Selanjutnya, cara dalam menjaga lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan karena hal itu dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan. bahwa membuang sampah sembarangan adalah perbuatan yang sangat buruk dan harus dihindari. Pasalnya, membuang sampah sembarangan dapat membahayakan kesehatan manusia karena sampah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan virus. Hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan malaria. Pada sisi lain, membuang sampah sembarangan juga dapat membahayakan lingkungan. Sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari tanah, air, dan udara. Hal ini dapat merusak ekosistem dan membunuh hewan-hewan liar.

Kita harus membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan. Imam Ath-Thabrani dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Kabir menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan dalam Islam. Rasulullah saw bersabda bahwa Islam dibangun atas dasar kebersihan, dan tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.

تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى بَنَى الْاِسْلاَمَ عَلٰى النَّظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ

Artinya: “Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih”. (HR Ath-Thabrani).

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Sementara itu, dalam sebuah hadits Rasulullah saw menjelaskan bahwa Allah menjanjikan surga bagi orang yang membuang sampah, meskipun hanya sekadar membersihkan dahan pohon di jalanan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai perbuatan baik, bahkan perbuatan kecil sekalipun, yang dilakukan untuk kepentingan orang lain

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلٰى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللّٰهِ لَأُنَحِّيَنَّ هٰذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهِمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ

Artinya: “Seorang laki-laki melewati ranting pohon di tengah jalan, lalu dia berkata, “Demi Allah, aku akan menyingkirkan ranting ini agar tidak mengganggu kaum Muslimin.” Maka dia pun masuk surga.” (HR Muslim).

Dalam hadits tersebut, seorang lelaki melihat ada dahan pohon yang melintang di jalan. Dahannya cukup besar dan bisa membahayakan orang yang lewat. Lelaki tersebut pun berniat untuk menyingkirkannya agar tidak membahayakan orang lain. Atas perbuatannya itu, Allah swt pun memasukkan lelaki tersebut ke dalam surga. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai perbuatan baik yang dilakukan untuk kepentingan orang lain.

Demikian pentingnya tentang menjaga kebersihan lingkungan agar sampah tidak berserakan Dimana-mana, perlu kesadaran bersama tentang menjaga lingkungan  yang sehat dan bebas dari sampah, dan kita mulai dari lingkungan rumah , warga, kantor dan tempat -tempat umum.

Dengan membudayakan kebersihan dan lingkungan sehat berarti kita ikut memelihara paru -paru dunia yang menjadi sumber Kesehatan makhluk hidup di muka bumi ini.

Semoga khutbah yang singkat ini memberi pesan-  pesan tentang budaya bersih dan sehat.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلهٌ لَمْ يَزَلْ عَلى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه وَحَبِيْبُه وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِه وَأَصْحَابِه وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلى ألِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُركُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar