Kisah Burung Pipit: Bantu Rakyat Palestina

Bantu Rakyat Palestina
Bantu Rakyat Palestina

Oleh : Ahmad Mulki Sobri*

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang nabi mulia bernama Ibrahim AS. Ia dikenal sebagai orang yang menyeru manusia untuk menyembah Allah semata, meninggalkan berhala-berhala yang tak mampu berbuat apa-apa. Karena dakwahnya yang tegas, Raja Namrud, seorang penguasa yang zalim dan angkuh, memerintahkan rakyatnya untuk menangkap dan membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup sebagai hukuman.

Namrud membangun sebuah api raksasa yang begitu besar, hingga hewan-hewan di sekitar pun lari ketakutan dan burung-burung terbang menjauh dari panasnya. Nabi Ibrahim diikat dan dilemparkan ke dalam kobaran api itu dengan alat khusus berupa ketapel besar.

Ketika semua makhluk melihat besarnya api tersebut dan ketidakmungkinan bagi siapa pun untuk mendekat, seekor burung pipit kecil justru melakukan sesuatu yang luar biasa. Dengan paruh mungilnya, burung pipit itu mengambil setetes air dari sungai, lalu terbang menuju api yang berkobar, dan menjatuhkan air itu di atasnya. Ia terus mengulanginya: mengambil setetes air, terbang, dan menjatuhkannya ke atas api.

Melihat perbuatannya, makhluk-makhluk lain bertanya,“Apa yang kau lakukan, wahai pipit kecil? Setetes airmu itu tidak akan mampu memadamkan api sebesar itu!”

Burung pipit itu dengan penuh keyakinan menjawab,“Aku tahu air ini tak akan mampu memadamkan api itu. Tapi ini adalah usahaku. Allah akan menilai di pihak mana aku berdiri — di pihak Ibrahim atau di pihak Namrud.”

Burung pipit kecil itu mungkin tidak berhasil memadamkan api dengan kekuatannya, tetapi niat dan usahanya menjadi teladan: bahwa sekecil apa pun tindakan kita untuk membela kebenaran, tetap memiliki nilai yang besar di sisi Allah.

Saat ini, dunia kembali menyaksikan betapa berat penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Konflik yang berkepanjangan, penjajahan, serangan tanpa henti, dan blokade kemanusiaan telah menyebabkan ribuan nyawa melayang, jutaan orang kehilangan tempat tinggal, dan krisis kemanusiaan yang kian memburuk. Di tengah puing-puing bangunan yang runtuh, di bawah langit yang diwarnai ledakan, ada suara tangis anak-anak, harapan yang hampir padam, dan doa-doa yang terlantun penuh harap.

Bantu rakyat Palestina bukan sekadar slogan. Ia adalah seruan hati nurani. Ini tentang kemanusiaan. Tentang tidak membiarkan ketidakadilan terus berjalan tanpa suara pembelaan. Tentang berdiri bersama mereka yang hak-haknya dirampas, yang hidupnya setiap hari dihantui ketidakpastian.

Ada banyak cara kita bisa membantu. Donasi kemanusiaan menjadi salah satu jalan utama. Banyak lembaga terpercaya menyalurkan bantuan berupa makanan, obat-obatan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya. Setiap rupiah yang kita sumbangkan dapat menjadi harapan baru bagi mereka yang membutuhkan.

Selain materi, suara kita juga berarti. Menyuarakan kebenaran di media sosial, membagikan informasi yang benar, mendukung gerakan solidaritas, hingga mengedukasi orang di sekitar kita tentang situasi Palestina adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Jangan pernah meremehkan kekuatan satu suara — karena dari suara-suara kecil akan lahir gelombang perubahan.

Lebih dari itu, doa adalah kekuatan yang tidak bisa diukur. Di saat tangan kita terasa kecil untuk membantu secara langsung, langit selalu terbuka untuk setiap permohonan. Mendoakan keselamatan, kekuatan, dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina adalah bentuk dukungan spiritual yang sangat berarti.

Bantu rakyat Palestina berarti membantu mempertahankan nilai kemanusiaan. Ini tentang memastikan bahwa kita tidak berdiam diri di tengah ketidakadilan. Ini tentang memilih untuk menjadi bagian dari perjuangan, walau sekecil apa pun langkah yang bisa kita ambil.

Seperti kisah burung pipit di atas, Allah akan menilai di pihak mana kita berdiri. Apakah di pihak yang membela kebenaran atau di pihak yang menghembuskan angkara murka dan kezhaliman. Tentu kita tidak ingin bila tiba saatnya kita dihadapkan di pengadilan akhirat kemudian kita dihadapkan pada pertanyaan apa yang telah kita lakukan untuk saudara kita yang terzhalimi? Jangan sampai kita justru dianggap sebagai bagian dari orang-orang yang zhalim itu meskipun hanya karena kita berdiam diri saja.

Satu burung pipit tentu tidak berarti apa-apa untuk memadamkan api yang dikobarkan untuk membakar Nabi Allah Ibrahim Alaihissalam tapi bagaimana jika burung pipit itu seratus, sejuta atau lebih dari itu ? sekecil apapun bantuan yang kita berikan pasti akan memiliki makna dan berarti bagi saudara kita di Gaza yang sangat membutuhkan pertolongan.

Kita tidak perlu menjadi burung ababil yang melontarkan batu-batu neraka ke kepala pasukan Abrahah, tapi burung pipit yang membawa kesejukan bagi saudara kita akan sangat berarti bagi mereka yang berada di Gaza. Meskipun mungkin tidak

memadai setidaknya mereka tahu kita ada untuk mereka, kita di sini juga berjuang demi mereka.

Mari satukan hati, pikiran, dan tindakan kita. Untuk Palestina. Untuk kemanusiaan.

*) Penulis merupakan Sekretaris DPC FKDT Kota Tangerang

Mulki
Mulki

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *