TERBITHARIAN.COM – Salah satu Asmaul Husna yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an adalah Ar-Rahman (الرحمن), yang berarti “Maha Pengasih.” Nama ini menunjukkan betapa luas dan menyeluruhnya kasih sayang Allah terhadap seluruh makhluk-Nya, baik manusia maupun makhluk lainnya, tanpa membeda-bedakan. Rahmat Allah melalui sifat Ar-Rahman mencakup segala sesuatu di dunia ini, baik yang beriman maupun yang tidak, yang taat maupun yang durhaka.
Dalam Islam, Ar-Rahman menggambarkan kasih sayang Allah yang bersifat universal, mencakup semua aspek kehidupan. Segala nikmat yang kita rasakan—udara yang kita hirup, rezeki yang kita peroleh, kesehatan, kebahagiaan, hingga kesempatan untuk bertaubat—semua berasal dari sifat kasih sayang Allah yang begitu luas. Bahkan, Allah memberikan kesempatan kepada semua manusia untuk memperbaiki diri dan kembali kepada-Nya, meskipun mereka telah berbuat dosa.
Menurut Al-Qasimi, makna Ar-Rahman adalah Pemberi nikmat secara umum. Ar-Rahman menunjukkan curahan cinta yang Allah berikan kepada semua makhluk di alam semesta. Kata Ar-Rahman di dalam Alquran muncul sebanyak 57 kali. Ar-Rahman secara esensi diarahkan hanya untuk Allah Swt.
Tafsir ar-Rahman Menurut Para Ulama
Adapun terkait pemaknaannya, Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib menyebutkan bahwa sifat Ar-Rahman merupakan lafaz khusus yang hanya dinisbahkan kepada Allah Swt. Ia menambahkan, lafaz Al-Rahman adalah rahmat Allah berupa penciptaan manusia, alam jagat raya, dan seluruh makhluk-Nya. Pemaknaan yang disampaikan oleh Imam ar-Razi ini sejalan dengan yang ditulis oleh Imam Muhammad Sayyid Thanthawi dalam tafsirnya, Tafsir al-Washit, “Al-rahman huwa al-munim bi jalail al-niam wa al-rahim huwa al-mun’im bi daqaiqiha” bahwa Al-Rahman merupakan sifat Allah yang memiliki konotasi makna atas-Nya sebagai zat pemberi nikmat atas hal-hal yang bersifat universal dan agung, sedangkan Al-Rahim sebaliknya, yaitu menunjukkan Allah sebagai zat pemberi nikmat atas hal-hal yang bersifat parsial atau khusus.
Ibn ‘Abbas menyebutkan bahwa ar-Rahman mengacu pada rahmat Allah yang bersifat temporal dunia, dan adapun Ar-Rahim bersifat permanen konstan kualitas jangka panjang. Dalam tafsir Al-Baghowi Ibn Abbas mendeskripsikan Ar-Rahman dan Ar-Rahim menunjukkan kelembutan, namun salah satunya lebih lembut dari yang lainnya. Sifat ar-raḥmān Allah mengandung makna pemberian rizki di dunia dan hal ini berlaku kepada makhluk-makhluk-Nya secara menyeluruh, tanpa terkecuali; baik itu hewan, tumbuhan, terutama manusia tanpa melihat apa keyakinannya.
Seperti dalam surah Al-Isra ayat 110, “Quli ud’u Allah aw ud’u al-Rahman, al-ayat …,” sembahlah Allah atau Al-Rahman atau di surah Al-Zukhruf ayat 45, “Wasal man arsalna min qablika min rusulina, ajaalna min duni al-Rahman alihatan yu’badun,” dan tanyakanlah (Muhammad) kepada Rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, apakah Kami menentukan Tuhan selain Al-Rahman untuk disembah? Selain dari Al-Qur’an, terdapat juga dalam hadis qudsi, “Ana Allah wa Ana al-Rahman, khalaqtu al-Rahima wa Syaqaqtu laha min Ismi, fa man washalaha washaltu wa man qataaha batattuhu,” Aku adalah Allah dan Aku adalah Al-Rahman, Aku ciptakan Al-Rahim (kasih sayang/silaturrahim) dan akar katanya Aku ambil dari nama-Ku. Siapa yang menyambungkannya (silaturrahim), maka akan-Ku sambung (rahmat-Ku) untuknya dan siapa yang memutusnya, maka akan Kuputuskan (rahmat-Ku baginya).
Lafaz Al-Rahman dalam dua ayat Al-Qur’an dan satu hadis qudsi di atas merupakan sifat yang dinisbahkan kepada Allah semata. Dalam perbedaan maknanya, Ibnu Jarir al-Thabari merinci dalam kitab tafsirnya, Jami’ul Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an menuliskan hadis yang diriwayatkan oleh al-Sari bin Yahya al-Tamimi, “Qola; al-Rahman, bi jami’i al-khalqi, al-Rahim, Qola; bi al-mu’minin” bahwa rahmat yang terkandung dalam lafaz Al-Rahman itu diperuntukkan untuk seluruh makhluk-Nya.
menurut riwayat Abi Said al-Khudri, Rasulullah berkata bahwa Nabi Isa bin Maryam berkata, “Al-Rahman, Rahman al-akhirah wa al-dunia, wa al-rahim, rahim al-akhirah,” Al-Rahman merupakan pancaran rahmat yang Allah berikan bagi makhluk-Nya ketika di dunia dan akhirat, sedangkan Al-Rahim merupakan pancaran rahmat yang Allah berikan ketika di akhirat saja. Dari dua hadis tersebut, Ibnu Jarir al-Thabari dalam tafsirnya menyimpulkan bahwa lafaz Al-Rahman merupakan rahmat Allah yang universal diperuntukkan untuk seluruh makhluk-Nya, sedangkan Al-Rahim merupakan rahmat Allah yang parsial yang dikhususkan untuk sebagian makhluk-Nya saja.
Imam Thanthawi juga melanjutkan bahwa Al-Rahman merupakan “Mabda al-rahmah wa al-ihsan wa al-rahim shifatu fi’lin tadullu ala wushuli al-rahmah wa al-ihsan wa taadihima ila al-mun’am alaih” bahwa Al-Rahman merupakan sifat yang dimiliki Allah sebagai dasar lahirnya rahmat dan kebaikan-kebaikan, sedangkan Al-Rahim adalah sifat dari pekerjaan yang menunjukkan atas sampainya rahmat dan kebaikan kepada hamba-Nya.
Korelasi dalam Kehidupan
Menurut Imam Arrazi bahwa rahmatnya Allah (rahman-rahim) atas hamba-Nya sangatlah luas dan tidak terbatas, sedangkan maksiatnya manusia itu terbatas. Jika maksiatnya seluruh penduduk bumi dikumpulkan dalam satu tempat, lalu dihadap-hadapkan dengan rahmatnya Allah yang tidak terbatas, maksiat itu seperti tetesan air yang dicelupkan di dalam lautan rahmat.
Oleh karena itu, seberapa besar pun dosa yang dimiliki jangan pernah kita berputus asa dari rahmatnya Allah, terus berharap atas limpahan rahmatnya Allah. Imam Arrazi kembali mempertegas bahwa jangan terlalu jauh menganalogikan rahman-rahimnya Allah, lihat saja rahim yang dimiliki oleh seorang ibu kepada anaknya, pasti manusia akan dibuat terpukau melihatnya.
Sifat Ar-Rahman sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa bentuk nyata dari kasih sayang Allah yang bisa kita rasakan:
Nikmat Umum untuk Semua Makhluk. Allah memberikan matahari, udara, air, dan bumi untuk dihuni oleh seluruh manusia tanpa memandang agama, ras, atau status sosial. Ini adalah bukti bahwa kasih sayang Allah mencakup semua makhluk-Nya.
Kesempatan untuk Bertobat. Allah selalu membuka pintu taubat bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan yang benar. Ini menunjukkan bahwa kasih sayang-Nya tidak terbatas, bahkan bagi mereka yang pernah melakukan kesalahan besar.
Kemudahan dan Solusi dalam Kesulitan. Dalam hidup, manusia pasti mengalami ujian dan tantangan. Namun, Allah dengan kasih sayang-Nya memberikan jalan keluar dan kemudahan bagi mereka yang berusaha dan berdoa. Cinta dan Kasih Sayang dalam Diri Manusia. Rasa kasih yang ada dalam diri orang tua terhadap anak, sesama manusia, dan bahkan hewan adalah cerminan kecil dari sifat Ar-Rahman Allah yang diberikan kepada manusia.
Cara Mengimplementasikan Sifat Ar-Rahman dalam Kehidupan
Sebagai manusia, kita bisa meneladani sifat Ar-Rahman dengan cara berikut:
Bersikap Kasih Sayang terhadap Sesama. Menyayangi sesama manusia tanpa membeda-bedakan status sosial, agama, atau latar belakang.
Membantu orang lain yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan. Menjadi Pemaaf dan Tidak Pendendam
Jika Allah yang Maha Besar saja Maha Pengasih, manusia juga seharusnya tidak menyimpan dendam dan mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Menunjukkan Kasih Sayang kepada Makhluk Lain
Menyayangi hewan, menjaga lingkungan, dan tidak merusak alam adalah salah satu bentuk meneladani kasih sayang Allah.
Berbuat Baik dan Peduli pada Orang yang Membutuhkan. Berbagi rezeki dengan yang kurang mampu, menyantuni anak yatim, dan membantu orang dalam kesulitan adalah bentuk konkret dari kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
Mendoakan Orang Lain. Salah satu bentuk kasih sayang yang sederhana tetapi berdampak besar adalah selalu mendoakan kebaikan bagi orang lain, termasuk orang yang pernah menyakiti kita. Sifat Ar-Rahman dari Allah menunjukkan bahwa kasih sayang-Nya mencakup seluruh makhluk, baik yang taat maupun yang tidak. Dalam kehidupan, kita bisa melihat bukti kasih sayang Allah dalam berbagai bentuk, mulai dari nikmat yang kita terima hingga kesempatan untuk memperbaiki diri.
Sebagai manusia, kita dapat mengimplementasikan sifat ini dengan menunjukkan kasih sayang kepada sesama, memaafkan, berbuat baik, dan peduli terhadap orang lain serta makhluk hidup lainnya. Dengan meneladani Ar-Rahman, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan penuh kedamaian.
Sumber
Muqarramah Sulaiman Kurdi. 2020. “Atas Nama Kasih dan Sayang” dalam https://www.uin-antasari.ac.id/
Moh. Nailul Muna. 2020. “Makna Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam Lafaz Basmalah” dalam https://tafsiralquran.id/
Akhmad Nizar Idris. “Makna Al-Rahman dan Al-Rahim dalam Kajian Tafsir” dalam https://altsaqafah.id/